e6GvGCdbTzFsmYvH0IfUvnO72MWscluP9AUkD1SU

TOURING PAGI ANTARA ESPRESSO DAN GUSTI ALLAH

Perjalanan pagi ini dari sebuah Touring Sederhana mengendarai Supra GTR 150 (sepeda tipe baru perpaduan motor bebek dan sepeda laki, hehe...promosi biar di dengar pemilik pabrik di Jepang sono...haha semua jenis kendaraan ini  hanyalah titipan Tuhan bagi hambanya agar cepat ditujuan...meski harga tidak sampai 80 Juta. Bukankah 80 juta pantas untuk kendaraan roda empat ? ahaha..tinggalkan 80 juta apalagi 7 juta suara yang sudah tidak lagi perjaka..wkwkw...biasalah perang isue selalu dimulai dari ketidak wajaran sebuah angka..hehe...ya mari bersyukur saja atas nikmat apalagi yang diberikan Tuhan kepada hamba-hambanya) dengan kecepatan rata-rata dari jalanan kota menuju likuk-likuk pedesaaan yang suasana nan sejuk pagi hari ditambah dengan nuansa petani yang sedang bekerja di sawah, ada sekelompok masyarakat yang sedang bahu membahu kerja bakti membersihakan parit-parit dari rumput liar, ada orang-orang yang sibuk mengantar anaknya ke sekolah dan adapula Ibu-ibu yang sedang asyik menggendong anaknya sambil menyanyikan lagu-lagu yang dari kejauhan terdengar sedang menyanyikan kidung-kidung jawa agar anaknya sesegera tidur di pagi hari, ya anak-anak disuruh tidur dan tidur terus kalo udah besar agar tidak terbiasa tidur di waktu-waktu kerja.
Supra GTR 150 saya coba pindah pada 4 kecepatan meski ada 6 kecepatan, agar perjalanan pagi ini menemukan tujuannya. Pagi ini tidak ada perencanaan jalur dalam sebuah perjalanan pagi sejuk, karena orang-orang terdahulu memacu kuda dengan kecepatan tinggi dan dimana kuda berhenti maka disitulah akan berlabuh untuk sekedar istirahat. Dulu lain sekarang semua pecinta motor kalo mengendarai sepeda hanya Tuhan dan Pengendara yang tahu tujuan dari sebuah perjalanan. Banyak dari kita (manusia) menaiki sebuah kendaraan-kendaraan mewah (dunia) tapi tidak tahu tujuan dan arah mau kemana, termasuk pagi ini karena terlalu pagi...hehe.
Waktu menunjukkan pukul 10.10 WIB, menepiliah Supra GTR 150 di sebuah kedai yang terletak di depan kantor kepolisian resort di ujung timur wilayah yang sangat strategis antara jalur Poncokusumo dan Jabung, pasar ini cukup ramai dengan nuansa desa yang asri dan tetap suasana pasar tradisonal yang tidak lekang dari racikan sisi modernitas.
Kedai ini menyajikan beberapa minuman pagi sampai malam dengan waktu buka mulai pukul 10.00 pagi sampai pukul 22.00 WIB (Waktu Indonesia Benar). Saya minta pelayan untuk membuatkan minuman pagi khas italia Kopi Esspresso, dalam benak saya coba apa yang akan disajikan dari sebuah kedai di distrik (kecamatan) ujung timur dekat Bromo ini...ternyata eh ternyata...cara penyajian minuman ini (espresso) sudah memenuhi standar Italia..hehe. Tidak kurang dari 20 detik pemesan harus meminumnya dengan perlahan sambil berdo’a menyebut nama Tuhan dan berkata pada kopi bahwa kau kuminum semata-mata untuk menghilangkan kesombongan dari pahitnya dirimu....serius berdo’a sebelum minum ya...hehe..
Sebenarnya apa sih standar Italia, kita semua mengetahui bahwa warga Italia menganggap kopi sebagai Gaya Hidup yang terus dipelihara. Etika dan Akhlak meminum Kopi sepertinya kiblatnya ke Italia, dari perkembangan dan peradaban memuliakan Kopi orang Italia seperti layaknya orang di pulau Jawa mendewakan sebuah produk Jamu. Bagaimana cara meramu dan meminum Jamu Tradisonal, biar Jreng dan berstamina orang Nusantaralah peracik dan penikmat tiada dua. Salah racik dan ketepatan waktu dalam meracik sebuah ramuan jamu tradisonal sangat menentukan kualitas dari hasil racikan yang dihasilkan, begitupun kopi bagi orang Italia ketepatan menyajikan dan minum Kopi sama saja dengan  memuliakan Tradisi etika adi luhung (budaya luhur) turun temurun.
Baca ElekStabilitas Nur Hadi-Aldo
Kita melihat kopi dengan cita rasa lidah yang Indonesianis, ada sahabat yang tidak ngopi sehari terasa bahwa hidup terasa “hambar” ada juga sahabat yang meminum kopi harus ditemani dengan tembakau dan kepulan asap kemenyan produksi industri (baca:rokok)..hehe..ada juga sahabat penulis yang meminum kopi sebagai Gaya Hidup dengan memesan Kopi dari Cafe ke Cafe dan Resto ke Resto, tapi bagi penulis Kopi adalah Istimewa karena dari pahitnya kopi ada anugerah dalam setiap tetesnya. Meski asap kemenyan harus ditahan dan terkadang tidak perlu hadir ada karena alam ini begitu sejuk menyegarkan dan malu untuk menambah polusi..hihi. Selamat Pagi, Ngopi-Lah !!!
Baca Renungan : Lilin Harapan
Related Posts

Related Posts