e6GvGCdbTzFsmYvH0IfUvnO72MWscluP9AUkD1SU

NYEPI : REL KERETA API PERJALANAN ISRA’ DAN MI’RAJ

Anak-anak berlarian dari sudut pojok ke arah pojok yang lain, masih ada anak-anak yang diluar dekat rel kereta api lalu lalang sedang mencicipi jajanan yang dijual abang penjual cilok (semacam aci di colok..hehe), ada juga anak yang sedang asyik menikmati sebungkus es populer berwarna biru yang terlihat suegar banget...hehe...jilat lidah lagi sambil gigit jari....
Itu sekilas suasana setiap sore menjelang maghrib di tempat yang nuansanya berada di sebuah daerah sederhana dengan musholla kecil (sepi dan nyaman untuk "nyepi") berada di bantaran tepian rel kereta api. Saya perhatikan dengan penuh kesabaran para guru muda (ustadz) dengan telaten dan penuh kesabaran menata meja belajar dan membersihkan ruangan yang baru saja digunakan untuk belajar membaca al-furqon (baca: al-qur’an). Inilah suasana yang mengingatkan kembali pada sebuah nilai perjuangan (dakwah) yang paling penting untuk mempersiapkan generasi pembeda (furqon) dimasa yang akan datang.
Perjuangan (dakwah) tidak perlu dengan ambisius untuk menguasai daratan, lautan bahkan udara. Perjuangan sederhana yang akan membawa dampak positif dikemudian hari inilah yang sangat penting, sejak dini menanamkan nilai-nilai pembeda dengan generasi yang sudah terlahir dahulu adalah menjadi penting untuk sebuah perjuangan (dakwah). Generasi terdahulu (jahil-yah) masih tetap saja asyik dengan cara berfikir lama yang mengandalkan logika berfikir berbasis kapital (baca : modal, duit). Touring Pagi Antara Espresso dan Gusti Allah
Bersama hadirnya bulan ketujuh dari kalender hijriyah (baca: Rajab) mengajak kita untuk selalu menyelaraskan akal logika dengan realitas kehidupan di sekitar kita. Peristiwa Rajab yang selalu menghadirkan pertentangan logika dan kuasa atas pemilik-Nya (baca : Tuhan) menjadi jembatan bahwa antara rasionalitas berfikir memiliki batas-batas yang harus diselarasakan dengan ajaran nilai-nilai mulia berkehidupan (ber-agama). 
Selamat Menyambut Rajab 1438 H, Mari Kita Pelihara Logika Positif (hindari prasangka) atas Perjalanan Jauh (Mi’raj) dan Perjalanan Singkat (Isra') Kita Mengelola Kehidupan Keseharian Kita.
Baca Juga : Renungan Kekinian Di Era Digital


Related Posts

Related Posts