
Pengurangan Risiko Bencana (baca:PRB) bagian
terpenting dalam penanggulangan bencana (baca:PB), begitu juga keberadaan Forum
Pengurangan Risiko Bencana (baca:FPRB) menjadi bagian yang tidak dipisahkan
didalam lingkaran kekuatan penanggulangan bencana. Pengurangan risiko bencana
sebagai upaya sadar bersama antara Masyarakat, Pemerintah dan Dunia Usaha
dibutuhkan kesatuan yang saling melengkapi dalam proses baik pra, tanggap
darurat maupun pasca bencana.
Beberapa daerah di Indonesia memiliki pengalaman
baik dalam mengelola dan memperkuat kapasitas
masyarakat untuk terlibat dan sadar bencana, tidak hanya menggerakan sadar tentang apa dan berbuat melakukan apa, lebih
jauh dari itu bahwa bencana menjadi kepedulian kolektif dan perlu terus
dipelihara dengan mengikuti perkembangan pengetahuan-pengetahuan baru dalam
proses pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat bahkan proses
pemulihan.
Forum Pengurangan Risiko Bencana Jawa Timur
adalah bagian dari upaya partisipasi aktif semua entitas komunitas dalam upaya
secara masif dan terukur pada proses pengurangan risiko bencana. Penulis empat
tahun yang lampau mengikuti Musyawarah Besar (Mubes) pertama yang
diselenggarakan di Selecta Batu Malang, dan forum ini kini akan melaksanakan
kegiatan MUBES FPRB II pada tanggal 24-25 april 2017 di Hotel Pelangi Malang.
Proses panjang pengurangan risiko bencana sebagai bagian integral dari kesatuan masyarakat tidak
bisa dipisahkan dengan siklus bencana yang terjadi di masing-masing kawasan
rawan bencana. Masyarakat sadar bencana di kawasan rawan bencana (baca:krb)
adalah hal yang sangat mendasar dari proses pengurangan risiko bencana.
Pengurangan Risiko Bencana menurut Mbah Dharmo (pegiat bencana di kawasan rawan
bencana) belajar dari kaki gunung kelud yang meletus dengan zero korban manusia tidak bisa dilakukan
dengan waktu singkat, karena proses yang terjadi dalam pembelajaran sadar
bencana (baca:prb) sudah mengalami waktu yang sangat lama sehingga kesadaran
masyarakat di kawasan rawan bencana tersebut mampu melakukan peran pentingnya yang
harus dilakukan ketika terjadi situasi tanggap darurat.Mengkaji Payung Hukum PRB
Forum Pengurangan Risiko Bencana sebagai
upaya bersama sangat diperlukan kesungguhan yang terukur untuk mengajak
masyarakat living harmony with disaster
kalo istilah Kang Rurid Rudianto (ketua LPBI NU Malang dan pegiat FPRB Jatim) masyarakat adalah penanggung risiko terbesar
bencana. Pemerintah sebagai pembuat dan pelaksana regulasi tidak bisa
melaksanakan proses pengurangan risiko bencana dengan pendekatan sekedar
berbasis anggaran tapi lebih jauh dari itu bahwa regulasi yang ada digunakan
bersama masyarakat secara keseluruhan untuk meningkatkan kapasitas, kapabilitas
penyadaran sejak dini dalam penanggulangan bencana.
Sukses dan semoga lancar pelaksanaan
Musyawarah Besar Forum Pengurangan Risiko Bencana (MUBES FPRB) II Jawa Timur.
FPRB sebagai bagian terpenting untuk membangun kesadaran kolektif masyarakat dan
terbentuk jaringan antar komunitas di bidang PRB sehingga tumbuh dan berkembang
di seluruh kawasan rawan bencana di wilayah Jawa Timur dengan lahir forum-forum
pengurangan risiko bencana bersama antara pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha yang mampu mewujudkan masyarakat LIVING
HARMONY WITH DISASTER.
Selamat Long Weekend dan tentu juga bermalam
minggu untuk semua, salam hangat buat keluarga semua. Jangan lupa berbahagia
dan Minum Kopi.
Identifikasi Kebencanaan Berbasis Komunitas