e6GvGCdbTzFsmYvH0IfUvnO72MWscluP9AUkD1SU

RAPORT MERAH : NISFU SYA’BAN, MAKAR DAN NYEKAR

Pagi cerah dan cuaca terasa sejuk begitu pula ketika berada ditempat duduk berbaris berjajar, cuaca tetap terasa sejuk meski cuaca diluar sana terasa terik panas menyengat bisa membuat kulit menjadi berkeringat keluar dari celah pori-pori pertanda bahwa cuaca tidak bersahabat, tapi disini cuaca terasa sejuk dan sesekali lagu berganti lagu dengan nuansa khas Orkes Melayu, ya itulah nuansa sejuk semilir angin buatan inovasi teknologi (baca: AC) disebuah BUS yang melaju dengan kecepatan normal. Tidak terasa bahwa perjalanan sudah separuh melewati daerah tandus terlihat hamparan tambak-tambak garam yang gersang dan beberapa petani tambak berteduh ditepian tambak sambil mengibaskan topi menghindar dari teriknya matahari. Generasi Milenial Antara Malas dan Semangat
Perjalanan bersama ini tidak lebih dari sekedar perjalanan spiritual individu, karena setiap individu memiliki pengalaman dan perjalanan spiritual masing-masing yang tidak mungkin sama satu dengan lainnya, apalagi dipaksakan untuk menjadi “seragam” dalam melakukan laku spiritual. Saking “menikmati” dalam laku jalan spiritual ini sampai lupa menikmati pahitnya kopi. Beberapa warung kopi (baca:warkop) dan hasil sample survei random ternyata semua warkop di tepian tempat pemberhentian, kopi yang disajikan lebih banyak kopi sachet produk olahan industri tangan-tangan mesin yang diracik tidak dengan rasa cinta dan tentu alat ini berbau olie atau bahkan minumnya bahan bakar minyak (baca;BBM) yang menghilangkan rasa dan selera dari murni pahitnya kopi, sepertinya momen ini harus menahan diri dari godaan kopi sachet...ampuni hamba-hamba-MU yang menjauh dari Kopi untuk hari ini. Tidak terasa BUS memasuki areal pemberhentian di tempat lainnya, tema singkat dari perjalanan bersama ini adalah SILATURAHIM DAN NYEKAR WALIYULLOH. Pilihan tema ini tidak berlebihan dan tidak jauh-jauh dari tujuan utama sebuah hubungan persahabatan. Beberapa waktu lampau masih terasa sekali bahawa akhir-akhir ini dunia nyata dan dunia maya telah mengkikis habis secara sadar hilangnya arti sebuah makna SILATURAHIM, bertegur sapa dan bercurhat ria lebih banyak dengan memanfaatkan dunia maya dan jauh sekali dari substansi silaturahim. Dimensi sosial karakter masyarakat semakin dimanjakan dengan kemudahan akses data teknologi, dan sulit sekali untuk melakukan gerak sambang jalin silaturahim. Dinamika yang terjadi dimasyarakat adalah buah dari prilaku menghamba terhadap teknologi, kini hampir hilang begitu saja silaturahim antar satu individu dengan individu yang lain dikarenakan sudah cukup menggunakan kemudahan akses video call, disinilah sisi kebaikan teknologi tapi pada sisi lain membawa dampak buruk hilangnya interaksi secara langsung antar individu karena cukup diwakili dengan kemudahan teknologi. Konon sikap MAKAR (baca:radikal) tumbuh kembang di media sosial diakibatkan penggunaan manfaat teknologi untuk menghasut dan menyebarkan kebencian. Yuk jauhi makar dan Keep Silaturahim. Valentine, Pilkada dan Perubahan Iklim Prilaku Medsos
NYEKAR menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan luhur bangsa Indonesia, dalam setiap momentum menjelang datangnya ramadhan, ummat muslim dibelahan daerah di Nusantara mentradisikan ini sebagai upaya menjaga “silaturahim bathin” antara keluarga yang masih hidup dengan keluarga yang sudah meninggalkan dunia terlebih dahulu (baca:wafat). Nyekar tidak sekedar berkunjung untuk mengenang kebaikan-kebaikan yang telah dijalani dari seorang hamba tapi mengambil pelajaran berharga atas makna perjuangan yang telah dilakukan dari orang-orang terkasih yang telah pergi mendahului, itulah menjadi bagian terpenting dari refleksi seorang hamba yang masih segar dan sehat menjalani proses kehidupan. Beberapa ummat manusia ada yang “alergi” dengan tradisi ini (nyekar) karena dalam dirinya masih melihat makna lahir (baca:belum substansi) sebatas pertemuan akal nalar dengan tanpa dibarengi keyakinan (iman) yang sebenarnya disertai dengan pembacaan-pembacaan tekstualis terhadap firman Tuhan dan seruan utusan-Nya. 
Selamat ber-Nisfu Sya’ban, tukarkan segera RAPORT MERAH setahun lampau diganti dengan RAPORT BARU berisi nilai KEBAIKAN-KEBAJIKAN kepada sesama tanpa harus "menyakiti"
NGOPI-lah.
Related Posts

Related Posts