Sesekali coretan pensil cap merk hotel di forum malam ini menuliskan poin-poin penting dalam merawat tradisi dari kebudayaan
jawa yaitu prinsip dasar yang terangkum dalam 9W angka sembilan ini tidak mencerminkan
angka-angka cantik yang digunakan untuk aksi-aksi simpatik dengan angka
matematik seolah-olah mistik dan mengandung halal..hehe.
Melihat Demokrasi Dari Jawa Timur Setelah Peperangan Jakarta
Melihat Demokrasi Dari Jawa Timur Setelah Peperangan Jakarta
Berita berantai (viral) di media sosial group
dan kiriman di dinding-dinding halaman buku (facebook) mengabarkan bahwa
pemerintah melalui kementerian koordinator bidang politik, hukum dan keamanan (menkopolhukam)
Republik Indonesia mengumumkan telah dibubarkannya organisasi Hizbut Tahrir
Indonesia dan harus menghentikan segala aktivitas kegiatannya karena
bertentangan dengan nilai-nilai dasar negara serta berkeinginan kuat mendirikan
sebuah sistem pemerintahan KHILAFAH, sebuah sistem negara yang berbeda dengan
sistem pemerintahan sah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seorang sahabat
menulis dan saya LIKE di dindingnya Lebih
Penting Membela Negara berlandaskan Nilai-nilai substansi Islam (NKRI) daripada
memperjuangkan dan bermimpi negara imajinasi KHILAFAH yang jauh dari semangat
persatuan dan menghargai perbedaan. Setelah dibubarkan oleh pemerintah kini
dengan bermodal photoshop dan gambar-gambar meme beredar berbagai macam
pembelaan agar organisasi ini tidak dibubarkan, karena memberangus kebebasan
berserikat dan melanggar undang-undang ormas serta sejenisnya berbagai macam
logika pembenar yang seolah-olah bahwa organisasi ini cinta NKRI dan mengakui
PANCASILA sebagai dasar bernegara. Logika pembenar ini akan berbahaya bila terus
dipelihara dan tidak segera dihentikan, masih ingat dan segar dalam ingatan
kita bagaimana spanduk-spanduk, bendera-bendera dan tulisan-tulisan yang dibawa
disetiap aksi jalanan organisasi ini selalu menentang sistem negara yang sah dan
berapa ratus mungkin ribuan anak-anak lulusan sekolah menengah yang kuliah
diperguruan-perguruan tinggi negeri di doktrin anti Pancasila. Pembubaran ini
sebagai pembelajaran bahwa organisasi manapun yang berada di wilayah NKRI harus
tunduk dan patuh pada UUD 1945 dan ideologi negara adalah Pancasila karena
negara ini BUKAN NEGARA AGAMA tapi sebagai NEGARA BERAGAMA, bila tidak patuh
dan tunduk maka bersiaplah untuk BUBAR
JALAN. Touring Pagi Antara Espresso dan Gusti Alloh
Beriringan dengan dibubarkannya organisasi
HTI, berita di media sosial dan layar kaca televisi terfokus pada pesidangan
putusan terhadap AHOK yang di hukum dua tahun penjara. Beberapa hari yang lalu
berbagai macam kiriman bunga dan balon terbang warna merah dan putih dikirimkan
dari berbagai penjuru oleh simpatisan Ahok sebagai tanda dukungan, ada pola
komunikasi media yang menarik dalam menyikapi kasus yang penuh dengan dinamika
dan berbagai intrik dipertontonkan sebagai tayangan tidak sekedar entertain yang
membuat bosan dan jenuh bagi masyarakat yang berada didaerah
yang jauh dari hiruk pikuk Jakarta. Balon merah putih dan karangan bunga simbol
komunikasi yang ditampilkan hanya para ”pembuatnya” yang tahu maksud dan tujuan
dari dua simbol itu, maka sudahilah HOAX (berita bohong penuh ujaran kebencian)
dalam berbagai macam berita yang membuat kegaduhan-kegaduhan yang tidak perlu. Belajar Pada Pembelajar Bukan Pada Internet
Jabatan kekuasaan tidak ada yang abadi karena
dalam setiap kekuasan ada kebajikan yang terukur dan disertai kebajikan yang
nampak diperlihatkan berlebihan alias menampilkan citra diri (pencitraan)
dengan tujuan seolah-olah kebijakan untuk kepentingan rakyat padahal justru
yang dirugikan rakyat sebagai penerima manfaat dari sebuah kebijakan. Kembali
pada prinsip kebudayaan jawa bahwa pemegang kekuasaan yang bijak selalu berpedoman
dengan prinsip dasar 9W yaitu mengutamakan nilai-nilai lokalitas menjadi titik
penting bahan instrospeksi bagi semua latar belakang suku, agama, ras, warna kulit
dan pekerjaan. Sembilan W sangat
penting bagi anak bangsa dalam melihat dan merencanakan kebermanfaatan bagi
sesama. Pertama adalah WAREG tuntutan kebutuhan dasar manusia
selalu ingin memenuhi segala kebutuhan yang diinginkannya tanpa dibarengi dengan
kerja cerdas dan kerja keras (bersemangat), wareg selalu bisa disandarkan
dengan jargon logika tanpa logistik adalah kekufuran disinilah perlunya
menghadirkan zero kemiskinan. Kedua WARAS sehat akal dan fisik anugerah yang diberikan oleh Tuhan
sebagai pembeda antara makhluk mulia dengan binatang sebagai makhluk yang
diciptakan denga serba keterbatasan. Ketiga
WASIS cerdas dalam bertindak
sangat dibutuhkan karena manusia selalu menganggap kebenaran dirinya lebih
penting tanpa melihat kebenaran yang terjadi di lingkungan sekitar. Keempat WISMO kokohnya bangsa dilandasi kokohnya keluarga sebagai kekuatan
terkecil dalam membangun bangsa. Kelima
WASPRO berpakaian sesuai norma dan
nilai etik lokal yang berlaku adalah lebih utama dari sekedar berpakaian atas
dorongan dan keangkuhan. Keenam WIRAGAM sikap berbangsa dan bernegara
mengakui bahwa kehidupan kita memiliki perbedaan dan mengakui bahwa keberagaman
adalah anugerah yang harus dipelihara. Ketujuh
WIRAMA bersikap serasi dengan
menjadikan alam dan lingkungan sebagai sumber kekuatan yang terus menerus
dipelihara. Kedelapan WIRASA mengolah rasa empati menjadi
sebagai kepedulian menolong antar sesama anak bangsa. Kesembilan WASKITA sikap
utama mensikapi segala tingkah keseharian dengan penuh BIJAKSANA.
Selamat
beristirahat dan NGOPI-lah !!!