
Mengenal Lebih Singkat 2 Paku Bumi NKRI
Islam Agama Kemanusiaan
Ansor
sebagai organisasi kepemudaan memiliki peran utama dalam proses mengawal dan menumbuh
kembangkan toleransi serta merawatnya. Organisasi Kepemudaan (OKP) di kabupaten
Malang sangatlah banyak, Ansor dari sekian banyak organisasi yang memiliki
kekuatan jaringan dan kelengkapan struktur kepengurusan sampai tingkat ranting
(desa) bahkan sampai tingkat anak ranting (dusun) dengan sumber daya dan potensi
kekuatan yang dimiliki bisa menjadi “corong” utama duta toleransi.
Beberapa
literatur tekstual ataupun pelaku sejarah yang masih hidup menceritakan bahwa
Ansor dengan Banser-nya sebagai kekuatan yang mampu mempengaruhi sebuah
kebijakan pemerintahan dengan dapat memposisikan diri sebagai pelindung dari
kaum lemah “mustadafin” (baca:rakyat jelata), Ansor dengan kajian analisanya
mampu memberikan solusi bukan sekedar retorika yang mampu didengar oleh para
pengambil kebijakan. Belajar pada masa
lalu adalah penting dan melakukan lompatan besar untuk masa yang akan datang
jauh lebih penting, Ansor-Banser sebagai kekuatan garda utama para masayikh
menjadikan dakwah dan perjuangan induk organisasi (baca:NU) dapat terlaksana
sampai tataran pelaksanaannya di masyarakat luas disinilah Ansor sebagai Penyambung Lidah Ulama mampu membaca
yang tersirat dari makna konteks perjuangan dakwah para ulama. Bubar Jalan HTI dan Serbuan Hoax
Islam sebagai Agama Kemanusiaan
menjadikan kita tersadar sejak dalam fikiran bahwa apapun bentuknya apabila
bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan pastilah bukan ajaran Islam. Basis
massa yang jelas dan terstrukturnya jaringan hingga tingkat dusun Ansor-Banser
mampu mewujdkan dirinya sebagai kekuatan yang tidak bisa digoyang oleh
kekuatan manapun untuk menjaga kemanusiaan (baca:Islam) itu sendiri.
Berkembangnya pemahaman keagamaan yang sempit (baca:ekslusif) dengan menganggap
bahwa dirinyalah penganut agama terbaik dan bukan golongangnya adalah Kaum
Kafir yang tidak layak masuk Surga. Kekeliruan inilah yang bila dibiarkan akan
menjadikan benih-benih tumbuhnya kebencian antar sesama anak bangsa, bahkan
dapat berprilaku teror dengan tidak lagi menjadikan ajaran agama sebagai
semangat “motivasi” berbuat kebaikan tapi menjadikan agama sebagai ancaman, kekerasan
dan ujaran seruan kebencian.
Menjemput Generasi
Perkembangan
teknologi yang begitu cepat disertai dengan kemampuan melintasi ruang privasi
dan ruang publik, menjadikan tantangan tersendiri dalam mendisiplinkan pola
kaderisasi. Kepedulian terhadap kelangsungan sebuah generasi menjadikan
tantangan yang harus dijawab segera dengan memformulasikan pola-pola interaksi
yang sudah tidak lagi menggunakan cara-cara komunikasi model “lama”. Terbukanya
ruang publik dan semakin kecilnya ruang privasi menjadikan generasi
(baca:Ansor-Banser) harus melakukan perubahan mendasar sejak dini. Generasi “sesepuh”
menyegerakan dirinya beranjak menuju ruang BAPAK (baca: NU; NU adalah Bapaknya Ansor dan Ansor adalah Pemuda NU). Kesadaran
menyegerakan diri menuju ruang BAPAK (Baca:NU) inilah sangat penting sebagai sebuah
pengalaman yang dapat di transformasikan sebagai hubungan BAPAK dan ANAK untuk
generasi mendatang. Berubahnya ruang-ruang kebudayaan dan serta pola kehidupan
yang terus berkembang bahwa disadari secara sadar pentingnya arti MENJEMPUT GENERASI.
Selamat Harlah NU Ke-91
Selamat Harlah NU Ke-91
Kesegaran Berfikir
Memelihara
kekuatan Nalar berfikir dan bertindak dengan dibarengi analisa yang
tajam dan akurat sangatlah diperluakan dalam sebuah organisasi gerakan modern. Pembacaan
atas realitas kehidupan masyarakat dan terjebaknya gerakan dalam “kebingungan”
atas petunjuk beragama menjadikan Ansor perlunya merawat kesegaran berfikir.
Bertindak dengan mengedepankan sisi positif sebuah gerakan maka diperlukan
instrumen yang sangat sederhana yaitu mengkomunikasikan dengan tuntas dan menghilangkan ONE MAN SHOW (tampil sendiri menapikan kader) harus kolektif kolegial terarah dan terukur. Kesegaran berfikir inilah yang mampu
menjembatani kebuntuan-kebuntuan komunikasi lintas kesatuan maupun dalam sebuah
induk gerakan. Kita tetap bersyukur bahwa hari ini ANSOR-BANSER mampu meredam
dari dangkalnya berfikir dan jauh dari sikap arogansi dalam beragama. Mendengar
dan mengedepankan serta menggerakan amanah masayikh inilah yang lebih utama
dari pada sekedar gerombolan yang meneriakkan TAKBIR untuk “gagah-gagah”an di
Jalanan.
Siapa Kita ANSOR NU !
NKRI HARGA MATI !
PANCASILA JAYA !
NUSANTARA MILIK KITA !
ASWAJA AQIDAH KITA !
Selamat Hari Lahir PANCASILA
Selamat Menjemput Seribu Bulan dan NGOPI-lah
Siapa Kita ANSOR NU !
NKRI HARGA MATI !
PANCASILA JAYA !
NUSANTARA MILIK KITA !
ASWAJA AQIDAH KITA !
Selamat Hari Lahir PANCASILA
Selamat Menjemput Seribu Bulan dan NGOPI-lah