e6GvGCdbTzFsmYvH0IfUvnO72MWscluP9AUkD1SU

DEMOKRASI JAWA TIMUR : KOALISI SEMANGKA ATAU CUKUP DEGAN IJO

Menghangatnya suasana pemilihan kepala daerah dan mulai ber-”gerilya” partai politik untuk mengasah mata analisanya untuk menawarkan gagasan-gagasan cerdas, segar dan peduli pada masyarakat mengawali dengan berbarengannya Puasa Ramadhan 1438 Hijriyah. Seperti tulisan saya yang lalu, mungkinkah Jawa Timur menemukan Ideal Pemilukada secara Nasional ? baca juga Setahun Jelang Pilkada Jawa Timur 2018 : Melirik Jakarta atau Menemukan IDEAL maka jawabanya HARUS IDEAL. Demokrasi yang sudah berjalan dan perlu sentuhan yang khas Jawa Timuran menjadi impian model pemilihan kepala daerah.
Dibukanya kran pendaftaran calon gubernur dan calon wakil gubernur serta deklarasi tunggal dukungan dari para elite partai politik adalah hal dibatas kewajaran, karena dalam “pergolakan” politik siapa yang memulai star lebih awal akan sampai garis finish lebih dahulu, tetapi dalam politik bisa juga sebaliknya pemenangnya dari sebuah “pergolakan” adalah yang muncul terakhir semacam film-film besutan bollywood “jagoan” selalu datang diakhir pertempuran.
Melihat sekilas jalan panjang perhelatan demokrasi Jawa Timur pernah muncul tagline pasangan pemilukada di tahun 2008 KarSa dan KaJi sebagai pasangan yang mampu lolos pada putaran kedua pilkada, dan akhirnya pasangan  KarSa unggul tipis dari pasangan KaJi. Tahun 2013 dua pasangan ini kembali bertarung dengan tagline KarSa II dan KaJi menjadi BerKah, perhelatan ini sampai diadakan sidang sengketa pilkada di Mahkamah Konstitusi dan dimenangkan oleh pasangan KarSa. Kini Jawa Timur sudah memiliki kedewasaan demokrasi yang “matang” berbeda dengan sepuluh tahun yang lampau dimana pertentangan mendasar tidak lagi berkaitan substansi mendasar tentang mewujudkan demokrasi tapi kini dari kematangan itulah perlunya kamauan keras untuk merawat demokrasi. Tahun 2018 momentum demokrasi Jawa Timur akan diuji secara Nasional, kenapa Jawa Timur begitu penting karena secara letak geografis wilayah Jawa Timur sebagai pintu masuk Indonesia untuk wilayah timur Indonesia.  Melihat Demokrasi dari Jawa Timur Setelah Peperangan Jakarta
Geliat partai politik berbarengan dengan munculnya survei-survei di media sosial dalam menjaring dan memunculkan calon Gubernur dan Wakil Gubernur sedang berlangsung bersamaan dengan jamuan safari-safari ramadhan partai politik sampai tingkat yang paling bawah yaitu masyarakat. Jargon KOALISI SEMANGKA atau Religius dan Nasionalis masih tetap relevan untuk wilayah Jawa Timur sebagai basis masyarakat yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keagamaan dengan berlandaskan kearifan lokal, jargon Koalisi Semangka dalam bahasa komunikasi untuk menggambarkan bahwa Hijau (baca:religius) dan Merah (baca:nasionalis) adalah pasangan ideal untuk perubahan Jawa Timur atau dengan KOALISI DEGAN IJO saja sudah cukup sebagai pasangan ideal dalam merawat demokrasi Jawa Timur yang tentu berbiaya tidak murah untuk sebuah kualitas memilih pemimpin dengan wilayah yang memiliki keunikan dan keragaman dalam agama dan budaya. DEGAN IJO menggambarkan sebuah koalisi murni religius dan kultural sebagai representasi dari warga mayoritas nahdliyin. Dalam sebuah percaturan politik pastilah angin politik tidak akan berubah dalam sekejap apabila tidak ada kepentingan yang lebih besar harus dipertahankan, merawat keberagaman dan toleransi yang sudah tumbuh subur di Jawa Timur lebih utama daripada sekedar kepentingan golongan atau komunitas tertentu. KOALISI SEMANGKA, KOALISI DEGAN IJO atau disusul dengan KOALISI BLUEBERY dan KOALISI MURNI NANAS adalah sebuah cermin dari sebuah gagasan dan ikhtiar untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, dan yang lebih penting dari itu Jawa Timur harus menjadi contoh IDEAL NASIONAL dalam ber-Demokrasi. Aneka macam buah-buahan memang dirindukan dan memang terasa segar dan cukup membuat siapapun yang melihatnya di siang hari melumat kembali lidahnya sebagai tanda reaksi alamiah bahwa GAMBAR BUAH SAJA TIDAK CUKUP UNTUK MENGGODA IMAN.
Selamat menjalankan Jum'at Berkah dan besok Agustus bulannya Kemerdekaan tentu MERDEKA DARI SEGALA PENINDASAN DAN FITNAH HOAX dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Selamat Pagi dan Ngopi-Lah 
KLIK BACA PENTING Ansor Kabupaten Malang : Islam Agama Kemanusiaan, Menjemput Generasi dan Menjaga Kesegaran Berfikir
Related Posts

Related Posts