e6GvGCdbTzFsmYvH0IfUvnO72MWscluP9AUkD1SU

HSP89 BERANI BERSATU GENERASI NOW : PEMUDA BUKAN AGEN KEBENCIAN

Waktu Indonesia Barat menunjukkan pukul 00.17 baru saja waktu berlalu begitu cepat dari 28 Oktober 1928 dan kini kita menghirup udara segar pada tanggal 28 Oktober 2017. Delapan puluh sembilan tahun yang lampau momentum bersejarah dalam perjalanan pergerakan pemuda Indonesia diukir dari generasi emas bangsa ini, tidak mudah mewujudkan satu sumpah yang menyatukan satu tanah air, berbangsa satu dan berbahasa satu yaitu INDONESIA.
Baca Juga : Generasi Milenial Antara Malas dan Semangat 
Kita patut bersyukur dan berbangga bahwa dari pergolakan perjalanan bangsa tidak bisa dilepaskan dari peran penting pemuda (khususnya mahasiswa) hehe..bukan karena penulis lagi ber-status sebagai mahasiswa ya. Pemuda (mahasiswa) memiliki peran penting karena dalam arah perjalanan bangsa mahasiswa memiliki peran utama dalam melakukan perubahan-perubahan sosial kemasyarakatan. Sejarah perjalanan bangsa memotret bahwa pemuda generasi 1908 sebagai angkatan pembaharu dalam menyebarkan dan menumbuh kembangkan hak-hak kemanusiaan dan rasa kesadaran kebangsaan dan memimpikan sebuah bangsa yang bersatu dimana masa itu sebagai aktor utamanya para pelajar dan mahasiswa. Tahun 1928 kesadaran yang di lakukan generasi 1908 dimana mulai tumbuh subur dimiliki kaum pelajar dan kaum intelektual hingga lahirlah Sumpah Pemuda melalui kongres pemuda II di Jakarta, tidak mudah untuk mewujudkan sebuah komitmen kebangsaan bersama dengan bersumpah. Tahun 1945 adalah Generasi yang mampu mewujudkan sebuah kemerdekaan yang di cita-citakan, mewujudkan mimpi negara yang merdeka bersatu dan berdaulat. Generasi 45 inilah tumbuh kembang kesadaran dari seluruh anak bangsa (tua-muda) untuk menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang merdeka dan harus dipertahankan sebagai sebuah bangsa yang tidak lagi dibawah jajahan negara lain. MERDEKA !!!
BACA Menyembah WhatsApp Memuja Facebook, Nikah Sirri Tuhan Ora Urusan !
Tahun 1966 generasi yang lahir dan tumbuh setelah era kemerdekaan dan di sinilah peran pemuda (mahasiswa) sangat penting dalam menyuarakan keadilan rakyat dengan terkenal tiga tuntutan rakyat (tritura) dan lahirnya era pemerintahan rezim orde baru. Lahirnya Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dan Birokratisasi Kehidupan Kampus (BKK) adalah era generasi 1974 dimana pemuda (mahasiswa) meneriakan gagasan baru tentang perlunya Indonesia bebas dari korupsi. Era 80-an dan 90-an mahasisswa terus meneriakan dengan lantang perlunya sebuah pembangunan bangsa yang adil dimana rakyat adalah pemilik bangsa ini bukan sebagian atau sekelompok golongan tertentu yang menikmati kehidupan dari buah hasil pembangunan. Tahun 1998-1999 maka reformasi adalah momentum yang tidak bisa dilepaskan dari peran-peran penting pemuda, hingga kini kita bisa menikmati bebasnya bersuara dengan lantang tanpa perlu takut untuk menyampaikan sebuah ketidakadilan disekitarnya.
Baca Juga : Valenitine, Pilkada dan Perubahan Iklim Perilaku Medsos
89 Tahun kita merefleksiakan peran-peran penting pemuda, bahwa kita sepakat dan menyadari bahwa pemuda adalah kunci utama sebuah kemajuan bangsa. Peran-peran strategis pemuda tidak hanya sekedar memperingati sumpah pemuda setiap tahun dengan gegap gempita perayaan, melakukan kontrol sosial dengan peduli terhadap ketidak adilan yang terjadi di sekitar adalah bukti nyata dari sebuah substansi refleksi di hari sumpah pemuda.
Tumbuhkembangnya ujaran kebencian, bertaburnya berita bohong, hilangnya rasa cinta tanah air adalah bagian dari tantangan yang tidak mudah dihadapi Generasi Now. Munculnya kekhawatiran berlebihan (galau tingkat tinggi) terhadap isu-isu nasional dengan bumbu-bumbu lokal di media sosial setelah dilakukan pembuktian dengan sebuah survei dengan pertanyaan top mind (dalam pikiran) menunjukkan bahwa Generasi Now alias Generasi Milenial-lah yang memiliki rasa khawatir berlebihan karena membaca media sosial dengan tanpa memperhatikan kebenaran sebuah fakta berita. Sejak dini Generasi Now harus mampu menghentikan aktivitas media sosial yang mengandalkan jari lebih cepat daripada menggunakan logika sehat, akal sehat dulu baru gerakan jari. Ujaran kebencian dan terus menyebarkan pengaruh positif baik dalam bermedia sosial dan aktifitas nyata adalah pilihan rasional di era kekinian.
Baca : Setahun Jelang Pilkada Jawa Timur
Generasi Now adalah generasi impian masa depan bangsa, dimana keadilan dan kesejahteraan rakyat adalah mimpi yang diperjuangkannya untuk menjamin dan memastikan bahwa Negara hadir disetiap hembusan nafas rakyatnya. 
Baca KlikDemokrasi Jawa Timur : Koalisi Semangka atau Cukup Degan Ijo
Selamat Hari Sumpah Pemuda Ke-89
#Berani Bersatu
Related Posts

Related Posts