e6GvGCdbTzFsmYvH0IfUvnO72MWscluP9AUkD1SU

YUK !!! SEDEKAH AIR HUJAN UNTUK BUMI –Part 1

Pagi ini waktu menunjukkan pukul 06.30 Waktu Indonesia Benar, ups..bukan waktu Indonesia bercandanya cak lontong lho ya..hehe.
Matahari masih “malu” menampkakan diri dan cuaca masih semilir angin sejuk pagi, beberapa orang tua  masih hilir mudik mengantarkan anak-anaknya berangkat ke sekolah dasar, ya begitulah suasana setiap pagi di halaman rumah karena sekolah dasar hanya lima langkah dari rumah..hehe
Sedekah dari dahulu masih model-model klasikal dan manual bersusah payah mendata dan mencari para “dhuafa” setelah didata dikumpulkan dalam satu forum dengan rangkaian acara basa basi sambutan-sambutan dari tokoh “donatur”, pejabat pemerintah, dan biasanya ada juga numpang sambutan dari tokoh politik..hehe..tidak ada masalah dalam sedekah dengan sistem manual ataupun sedekah dengan cara-cara konvensional karena niat baiklah yang menentukan kebaikan dari sedekah itu, bila perlu di galakkan, di publikasikan gegap gempita sedekah agar kaum miskin, anak-anak terlantar dapat dipelihara dengan baik ditengah gegap gempita tahun politik dan sebaran berita bohong (hoax) menjadi gaya hidup masa kini.
Living Harmony With Disaster
Zaman Now, tidak sedikit dari kita yang ber”inovasi” dalam mengembangkan kebaikan-kebaikan ibadah. Ibadah tidak dilihat sebagai kegiatan yang kaku dan dogmatis semata, apalagi ibadah di fahami hanya sebatas kemampuan berorasi di mimbar-mimbar masjid, di podium-podium panggung pengajian, ditempat-tempat tertentu dan terbatas dengan ruang dan waktu. Beragama bila hanya sebagai aktivitas “kaku” dan tidak mampu bertransformasi dengan perkembangan zaman akan menjadikan beragama hanya sebatas “pengakuan” bahwa dirinya yang terbaik dan menafikan apa yang dilakukan orang lain adalah keliru karena dianggap sesat dan bahkan mampu mengkafirkan sesama pemeluk agama, bila lisan sudah tidak mampu lagi menahan untuk mengkafirkan dan menyatakan sesat kepada sesama pemeluk agama maka disitulah bahwa beragama hanya didasarkan nafsu belaka bahkan mungkin beragama sebagai kedok menyembah setan...semoga kita terhindar dari lisan yang mudah berucap sesat dan kafir terhadap pemeluk agama seiman.
Ya begitulah...kenapa mencoba mengangkat tentang lisan yang mudah mengkafirkan, karena beberapa hari yang lampau ada seorang teman yang menyatakan bahwa “sedekah bumi” yang dilakukan oleh orang-orang disuatu desa adalah tindakan murtad dan sesat, tulisan ini adalah sedikit dari sebuah jawaban bahwa pentingnya beragama dengan menggunakan akal bukan dengkul. Tradisi kebudayaan masyarakat yang sudah bertahun-tahun dilaksanakan dianggap sesat, konon si pemilik lisan yang mudah mengkafirkan ini belajar agama dari Facebook, Whtasapp Group dan Mbah Gugel..jelaslah bahwa bila orang beragama dengan ber”guru” hanya mengandalkan mesin robot Teks gugel akan ditemukan pemahaman yang keliru dan disinilah pentingnya hidup di BUMI bukan hidup dengan BUMI LAYAR DATAR..
Menyembah WhatsApp Memuja Facebook
Sedekah Bumi bisa menjadi pintu awal pertentangan kebudayaan dan agama bahwa kini ada manusia-manusia baru yang beragama dengan sangat sempit dan penuh kebencian, istighfar (memohon ampun pada-Nya) hanya sekedar sampai ditenggorokan tidak sampai dalam laku dan sikap perilaku keseharian, apalagi sampai mampu menghayati amalan-amalan kebaikan agama karena lisannya dan hatinya sudah penuh dengan KEBENCIAN.

Bila kita membiarkan media sosial (facebook, WA, BBM, Twitter, Website, dll) diisi oleh ucapan, umpatan, status dan hal-hal yang tidak lagi mengajak kebaikan maka yang terjadi adalah kesombongan dan keangkuhan yang hadir dalam aktivitas bersosial media, padahal media sosial lahir untuk memudahkan tersampaikannya silaturahim menyambung dan memperbanyak teman dan memperbesar volume manfaat. Kini DIAM tidak lagi relevan bila para perusak ajaran agama bertebaran dan menyebarkan terus menerus api permusuhan dengan memproduksi ulang berita-berita palsu, do’a-do’a kebencian dan caci maki sumpah sampah dari lisan yang tidak bertanggungjawab...bersambung  
Valentine, Pilkada dan Perubahan Iklim 
Related Posts

Related Posts