e6GvGCdbTzFsmYvH0IfUvnO72MWscluP9AUkD1SU

E-VOTING : JURNALISME WARGA MASA DEPAN BERITA

Sambil nunggu surat RISET turun, melihat ke kanan dan ke kiri dilorong ruangan semua orang “asyik” dengan handphone masing-masing. Smartphone inilah benda yang memberikan daya magis mampu menghipnotis bagi setiap individu baik muda maupun tua. Sambil terkekeh senyum-senyum sendiri, entah membaca berita hoax ataupun membaca kabar baik karena kini musim rekreasi..hehe.
Generasi old biasanya bila desember tiba selalu menyanyikan lagu Desember Kelabu, lagu ini dibawakan Yuni Shara si penyanyi imut jelita gimana gitu..hehe.. doeloe kalo bertugas sebagai "oemar bakri" disela-sela waktu istirahat ada sahabat mentor yang ambil gitar nyanyi bareng-bareng lagu-lagu oldiest..hehe..berikut liriknya;
Angin dingin meniup mencekam
Di bulan Desember
Air hujan turun 
       deras dan kejam       
Hati berdebar
Kuteringat bayangan impian
Di malam itu malam yang kelabu
Kau ucapkan kata
Selamat tinggal sayang
Bulan madu yang engkau janjikan
semakin melayang
Lenyap hilang ditelan air hujan
engkau tak datang
Bulan ini Desember kedua
Aku menanti dua tahun sudah
Kusabar menanti ku dilanda sepi
Angin dingin menusuk di hati
Terasa oh nyeri
Bulan madu tinggallah impian
Tanpa kenyataan
Sinar cinta seterang rembulan
Kini pudar sudah
Desember kelabu selalu menghantui
Setiap mimpiku
Atau lagu nostalgia menjadi mahasiswa jalanan, kongkow-kongkow nyanyi jenjang desember... 
Dan bila senyum duka Ter-awang disudut senja itu tanda ku tiada...
Dan bila matahari Tenggelam di ufuk timur itu tanda kutiada...
Dijenjang Desember Kau Datang Padaku Kubimbing kau ke lereng semeru...
Kubelai rambut yang hitam Kau tersipu malu Oooo indahnya...
Mahameru..
Di sudut bibirmu Kureguk cintamu penghantar dan penghangat tubuhku...
Burung-burung kan bernyanyi Alam pun berisi ooo indahnya...Mahameru...2x

Yups, tinggalkan dulu nyanyi-nyanyi desember. Masih ingat ketika ditanya beberapa waktu yang lalu oleh seorang sahabat, Kang kenapa kalo ngadakan kegiatan bersama anak-anak milenial baik workshop atau malam minggu menyapa milenial tidak pernah di publikasi di media lokal (baca:koran) ? di promosiin besar-besaran atau istilahnya di endorse media. Tulisan ini sebenarnya jawaban dari pertanyaan seorang sahabat yang juga akademisi dengan gelar cukup lumayan, maklumlah lulusan doktoral..hehe (nb: berharap dia membaca tulisan ini mesam-mesem sambil minum kopi + camilan gorengan mendoan hangat ditepi sawah dan hujan rintik-rintik pun datang, semoga..haha).
Tahun 2010 penulis pertama kali membuat blog pribadi di blogspot dan pada tahun 2015 mengikuti pelatihan Citizen Jurnalism (Jurnalisme Warga) di Hotel Mercure Tanggerang selama 5 hari, dari situlah berawal bahwa penulis tersadar dan insaf media-media mainstream akan mengalami revolusi media dengan sangat dahsyat di masa mendatang. Portal berita, hiburan, tips kesehatan, cara merawat kucing, cara memakai kaos kaki, konten olahraga, hingga persoalan politik baik lokal maupun internasional bisa diproduksi oleh siapapun tanpa terkecuali. 
Jurnalimse warga adalah aktivitas jurnalistik yang dilakukan oleh warga masyarakat biasa bukan seorang wartawan ber-ID Card. Kini zaman telah berubah pola hidup dan pola konsumsi berubah dengan sangat cepat secepat kuota internet unlimited access. Warga dapat berpartisipasi dalam proses-proses pengambilan kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah daerahnya, atau mengabarkan peristiwa-peristiwa terkini dilingkungan sekitarnya itulah fungsi dari jurnalisme warga. Sarana jurnalisme warga sangat mudah diakses dan bisa dibaca oleh jutaan pembaca tanpa harus menrobohkan pohon untuk menjadi sebuah kertas koran. 
Konten media sosial facebook, twitter, instagram, youtube, dll sangat familiar disetiap individu warga. Melalui konten mediasosial itulah warga bisa berpartisipasi aktif memotret apapun yang terjadi peristiwa dilingkungan sekitarnya, meski terkadang ketika mengabarkan peristiwa kecelakaan dijalan atau bencana alam dengan memotret korban secara nyata tanpa memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri.  
Jurnalisme warga inilah yang selama ini penulis lakukan, dengan kekuatan media sosial warga milenial bisa bercerita atas peristiwa penting dari momen kehadirannya di sebuah acara-acara yang dilaksanakan oleh YSKKI Foundation, tentu bukan soal murah tanpa harus bersusah payah mengejar oplah, tapi inilah ZAMAN JURNALISME WARGA.
Berita baik, kabar baik dan dikonsumsi oleh warga yang baik inilah yang akan menjadi kekuatan besar dimasa mendatang, ANDALAH produsen berita sebenarnya. KABARKAN APA YANG ANDA LIHAT DAN KABARKAN KEBAIKAN DISEKITAR ANDA !!!
Selamat malam, yuk ngopi dulu jangan sampai handphonemu mengganggu ngopimu dan infonya hari ini siang malam masih berlangsung rekapitulasi suara rakyat suara Tuhan di kantor-kantor kecamatan  jangan lupa kabarkan di media sosialmu agar kedaulatan rakyat benar-benar terwujud tanpa ada prasangka apalagi saling curiga sesama anak bangsa dan tetaplah kita percaya kepada penyelenggara pemilu ditengah bergugurannya para pahlawan demokrasi semoga dikemudian hari pemilihan umum kita sudah berubah menjadi E-VOTING dimana keadilan dan kejujuran berbarengan dengan kecepatan teknologi....selamat menjadi JURNALIS kabarkan kepada semua WARGA apa yang anda lihat atas segala layanan PUBLIK.
Baca Juga : 

Related Posts

Related Posts