Tanggal lima bulan dua tahun dua ribu
sembilan belas ini berbarengan dengan tahun baru China cuaca pagi ini sejuk
mendung, informasi BMKG derajat suhu 28oC, curah hujan 100%,
kelembaban 85%, angin 11km/h dan entah senja nanti sore semoga tidak hujan
karena semakin membludaknya para penikmat senja...Hoho.
Baca Juga Sami'na Wa Atho'an Bukan Logika Politik Praktis
Pergantian kalender memiliki sejarahnya
masing-masing, kalender hijriyah, kalender masehi, kalender saka, kalender
jawa, kalender sunda, kalender saka bali dan kalender china semua memiliki
sebab musabab lahirnya aneka rupa dan jenis penanggalan tersebut. Perputaran
waktu menandakan bahwa kehidupan akan terus berjalan bergerak beriringan dengan
berputarnya rotasi bumi dengan planet-planet lainnya dalam sistem tata surya. Perubahan
detik ke menit, menit ke jam, jam ke hari dilanjutkan sampai minggu, minggu ke bulan hingga bulan ke tahun
dan tahun ke tahun berputar terus sesuai dengan “kodrat” alam.
Baca Juga Narasi Hoax Musuh Utama Penyelenggara Pemilu
Dulu bila ketemu dipagi hari ibu guru
ekonomi sering menyapa Nǐ Hao ma? dan penulis
selalu menjawab dengan simpel cukup menjawab hǎo, sambil
mesam-mesem khas anak sekolah..haha. Kata itu menjadi satu-satunya kosa kata
pertama kali mengenal bahasa mandarin. Saling sapa itu menjadi kebiasaan hampir
bila ketemu dimanapun, hingga tahun berganti tahun sampai si murid menjadi
“teman ngajarnya”..hihi..itulah waktu terus berputar seperti roda berputar
tiada henti dengan kecepatan penuh. Usia memang tidak bisa berbohong semakin
bertambah semakin baik dan sejahtera. Baik adalah pilihan hidup dan sejahtera
adalah keharusan hidup, bukan begitu saudara ?.
Ngomong-ngomong perihal sejahtera, tentu
kita jarang sekali berucap kepada handai taulan (baca:teman akrab) untuk
mengucapkan kalimat selamat sejahtera, sepertinya kalimat ini asing dan terasa
aneh bila diucapkan begitu saja. Tapi bila imlek (kalender china) datang semua
berujar dan berkata baik dengan tulisan maupun lisan sangat mudah berucap Gong Xi Fa Cai, kalimat ini menjadi
kalimat favorit sebagai penanda bahwa barongsai akan dimainkan..haha. Gong Xi Fa Cai bila diterjemahkan ke
dalam bahasa nasional kesatuan republik Indonesia menjadi Selamat Sejahtera. Masyarakat kita sudah terbiasa
berucap Gong Xi Fa Cai sebagai ucapan
selamat tahun baru imlek, makna kalimat Gong
Xi Fa Cai bukan bermakna ucapan selamat tahun baru imlek kalimat tersebut
sejatinya memiliki arti “Selamat Sejahtera”.
Kini waktunya penulis mengucapkan Gong Xi Fa Cai buat pengunjung dan
pembaca setia blog ini, secara harfiah ucapan ini merupakan berharap semoga kerabat semua mendapatkan
kekayaan yang makin melimpah bisnis yang diljalakan terus meraih sukses dan
semakin makmur. Amiin.
Baca Juga Membaca Peta Pemilih
Hampir semua tokoh nasional selalu
berucap dengan kalimat Gong Xi Fa Cai disetiap imlek tiba hingga seperti menjadi
sebuah tradisi yang baik, tampil ditelevisi, di halaman koran-koran lokal
hingga berita-berita online hanya untuk sekedar say helo menyambut imlek.
Menampilkan wajah keberagaman adalah baik, apalagi momentum sekarang sangatlah
tepat ditengah-tengah hiruk pikuk musim kampanye, bagaimana dengan tokoh-tokoh
lokal ? embuhlah...hihi.
Baca Juga Kampanye Mencelakakan : Hitam, Negatif dan Penunggu Pohon
Musim kampanye bagi sebagian masyarakat
dianggap biasa-biasa aja, tidak ada yang istimewa kecuali semakin banyaknya
baliho dan banner-banner ditepi jalan menjadi penanda semakin baiknya bisnis
jasa advertising dan percetakan. Beberapa hari yang lalu penulis membuat riset
kecil-kecilan dengan pertanyaan tunggal terbuka seberapa efektifkah kampanye
playing victim, apakah mendapatkan simpati masyarakat ? wow...100% responden
menjawab tidak, artinya masyarakat disekitar kita “cuek bebek” dengan cara-cara
kampanye “seolah terdzholimi”.
Baca Juga Nge-Dapil Pileg Vs Pilpres
Apa itu sebenarnya playing victim ?
playing victim cara yang dilakukan oleh seseorang yang membuat dirinya
seolah-olah korban atau pihak yang selalu didzalimi dan diserang oleh pihak
lawan dengan tujuan agar mendapatkan simpati masyarakat sekaligus melempar
kesalahan atau meminta tanggungjawab secara terbuka kepada pihak lain. Ingat
bukan tahun lalu di Riau ada tokoh nasional yang “merasa terdzolimi” karena
baliho, banner, spanduk dan atribut partainya dirusak. Bagaimana dengan daerah
saudara ? apakah ada calon legislatif atau calon eksekutif yang memainkan
playing victim ? segera ingtakanlah bahwa playing victim tidak efektif menggaet
simpati publik, menyapa man to man alias
“blusukan” dengan visi misi bukan sekedar pintu kepintu (door to door) lebih
efektif daripada sekedar nampang ditepi jalan. Selamat berkampanye, sekali lagi
Gong Xi Fa Cai buat semua !
Jangan lupa berlibur
ditengah pekan dan NGOPI-Lah ! Baca Juga Jurnalisme Warga Masa Depan Berita, Selamat Tinggal Koran