Jum’at 15 Maret 2019 viral berita
penembakan terhadap jamaah sholat jum’at di masjid Al Noor Christcurch Selandia Baru.
Bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang memiliki hubungan bilateral sangat
lama dan hingga tahun ini usia hubungan bilateral itu telah mencapai usia 61
tahun. Issue toleransi dan radikalisme kini benar-benar menjadi “momok” yang
menakutkan warga Selandia Baru dan hari ini ujian merawat toleransi itu
benar-benar diuji. Kepastian beribadah dengan nyaman dan tenang di “usik”
dengan aksi teror. Siapapun ummat manusia di dunia ini pastilah mengutuk dengan
keras peristiwa memilukan ini, pelaku terorisme dengan motif apapun tidak
dibenarkan karena melawan kodrat kemanusiaan itu sendiri. Semua agama-agama
seluruh dunia atau ajaran kepercayaan apapun melarang keras tindakan yang
meniadakan peran kemanusiaan, ujian demi ujian tindak terorisme bisa kapan dan
dimanapun dibelahan dunia tanpa mengenal tempat dan batas teritorial.
Baca Juga Menyembah WhatsApp Memuja Facebook
Baca Juga Menyembah WhatsApp Memuja Facebook
Beruntunglah kita yang lahir dan tumbuh
berkembang di Indonesia. Begitu seorang bayi lahir di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia sejak itupula negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya atau
sesuai kepercayaannya. Negara Indonesia adalah satu negara yang ber-Tuhan.
Dengan demikian agama yang ada di Indonesia mendapat tempat dan perlakuan yang
sama dari negara. Meminjam istilah Bung
Karno pada pidato 1 Juni 1945 bahwa segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara
kebudayaan, yakni dengan tiada ‘egoisme-agama’.
Dengan menyertakan moral ketuhanan
sebagai dasar negara, Pancasila memberikan dimensi transendental (nilai
kerohanian) pada kehidupan politik serta mempertemukan dalam hubungan simbiosis
antara konsepsi ‘daulat tuhan’ dan ‘daulat rakyat’. Dengan Pancasila, kehidupan
kebangsaan dan kenegaraan terangkat dari tingkat sekular ke tingkat moral atau
sakral. Atas dasar itu setiap warga negara Indonesia dianjurkan untuk
menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan menurut agama dan keyakinan
masing-masing.
Baca Juga Perubahan Iklim Medsos
Baca Juga Perubahan Iklim Medsos
Kesadaran berketuhanan ini sudah mendarah
daging bagi seluruh rakyat Indonesia sudah tidak adalagi perdebatan bentuk dan
ideologi negera karena Pancasila adalah pemersatu dari aneka rupa suku, agama
dan ras yang ada. Konsepsi tentang semboyan negara dirumuskan dalam “Bhineka
Tunggal Ika”, meskipun berbeda-beda, tetap satu jua (unity in diversity,
diversity ini unity). Di satu sisi ada wawasan “ke-eka-an” yang berusaha
mencari titik temu dari segala kebhinekaan yang terkristalisasikan dalam dasar
negara (Pancasila). Baca Juga Bubar Jalan HTI
Negara-negara adidaya berlomba memperkuat
pertahanan kemamanan negaranya dengan aneka rupa sistem persenjataan, apakah
dunia dimasa mendatang hanya dimenangkan oleh negara-negara pemilik senjata
tercanggih?. Kini tantangan bagi Indonesia untuk berperan memainkan “politik
bebas aktif” mewujudkan perdamaian dunia. Mengabarkan kepada dunia bahwa
Pancasila adalah ideologi paling tepat dalam mengelola sebuah negara di tengah
ketidak pastian persaingan ekonomi dunia dan usangnya Ideologi-ideologi besar
dunia.
Masihkah “generasi milenial” yang kini
menikmati “berkah” hidup saling toleran, penuh damai dan gotong royong mau
mengganti Ideologi Negara Pancasila dengan ideologi baru yang belum teruji oleh
zaman ? sedangkan negara-negara lain sedang membonceng melakukan “invasi
rahasia” menyebarkan virus ideologi baru berbaju agama untuk menguasai
sumber-sumber daya alam kekayaan negeri ini. Masih belum percaya ? waktulah
yang akan menjawabnya dimasa mendatang seiring bertambah luasnya wawasan pengetahuan. Baca Juga Generasi Milenial : Malas Vs Semangat
Waktu terus berputar, detik jam dinding
begitu terdengar nyaring dan marilah sejenak kita tinggalkan hiruk pikuk
“bisingnya” politik praktis (pemilihan umum) dari perilaku saling hujat, caci
maki, jegal, dan mencari pembenar hanya dari sepihak. Dengarkanlah detak jantung kemanusiaan secara
sadar untuk berdo’a bagi para “syahid” korban tindak teroris. Berdo’a dimulai...
Baca Juga Kampanye Playing Victim dan Gong Xi Fa Cai
Baca Juga Kampanye Playing Victim dan Gong Xi Fa Cai