Sore-sore kala itu hujan deras,
mampirlah di warung kopi dan tersedia juga aneka gorengan hangat baru diangkat
dari wajan suara gemericik hujan terkalahkan oleh suara renyahnya minyak
panas..hehe. Tetiba digroup WhatsApp ada pesan masuk, pak Tahlilnya (baca:tradisi
berdoa bersama) diajukan habis maghrib karena kebarengan dengan pertandingan
Arema, pesan penting ini harus segera dijawab agar memastikan jamaah menerapkan
kaidah mens sana in corpore sano, oke
setuju jawab penulis. Bukankah badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat,
sehat benar-benar dimulai dari fikiran/jiwa yang tenang. Suatu hari pak
Tahlilnya diajukan malam minggu karena Arema main malam senin, oke setuju.
Suatu hari dikala sedang Tahlil jamaah resah karena pemimpin Tahlil tidak kunjung
selesai rupanya imam Tahlil ini sedang sibuk sendiri membaca amalan-amalan
pribadi yang seharusnya tidak dibaca untuk para jamaah, karena tebalnya buku
bacaan yang dibaca hingga terdengar sebuah “cletuk” kesuen lek, qul hu ae...penulis yang ada disamping langsung bilang
“uancene” begitulah dinamika kita dalam indahnya menikmati polah dan tingkah
bermasyarakat bukankah kita asyik menikmati kecerian dengan canda tawa sosial
masyarakat. Dalam bathin yang paling dalam memang sesekali kita harus
mengingatkan imam Tahlil bahwa amaliah-amaliah pribadi ya mbok jangan dibaca
untuk halayak ramai alias publik, karena memang ada jamaah yang tidak kuat
duduk lebih dari satu jam dan ada juga jamaah yang sila kesusu maen bola..hehe disinilah pentingnya memainkan roso dan
mengoceknya menjadi nikmatnya peribadatan.
Apa urgensinya Tahlil dengan Arema
? bila kita panjang lebar mampu menerangkan dengan seksama apa urgensinya makan
dan minum atau apa urgensinya banting tulang mencari nafkah pulang pagi
berangkat pagi mengalahkan kelelawar..hehe..maka Tahlil dan Arema itu juga
penting. Makan dan minum secukupnya maka terpenuhilah kebutuhan lahiriah
sebagai asli kodrati manusiawi, begitu pula bila anda melaksanakan Tahlil rutin
bersama masyarakat tetangga sekitar maka terpenuhilah kebutuhan bathin. Terus
kalo makan minum kebutuhan lahir dan Tahlil kebutuhan bathin, arema letaknya
dimana ? ya arema letaknya di Jiwa bukankah anda selama ini selalu berucap
SALAM SATU JIWA ? sederhananya bila anda lahir bathin sudah terpenuhi maka
rawatlah Jiwa dengan kegemaran (baca:kesenangan/hobby) agar sempurna kebutuhan
lahir bathin. Ada kawan yang gemar bermain layang-layang, konon nikmatnya main
layang-layang adalah ketika benangnya putus bukan ketika benangnya kuat dan
bertahan melawan angin gesekan benang lawan justru ketika putus terjadi itulah
ada beban hidup yang dilepaskan dengan penuh suka cita..he.he.
Kembali ke handphone, membicarakan
Tahlil tidak sekedar kita membicarakan pentingnya melafalkan kalimat-kalimat
kebaikan religi. Tahlil ini daya geraknya luar biasa dalam mengikat persatuan
dan kesatuan sebuah entitas lingkungan masyarakat. Bagaimana dengan TAKBIR ?
embuhlah banyak yang meneriakannya dijalanan, miris bukan?. Ideologi Tahlil
bisa menembus sendi-sendi dalam sebuah kebekuan sosial masyarakat, dari
Tahlil-lah bangsa ini dipersatukan dalam satunya pelafalan kata dan satunya
tarikan nafas yang sama. Bagi masyarakat perkotaan adakah Tahlil ? disini
jawabnya embuh juga, tapi bagi masyarakat pedesaan Tahlil menjelma menjadi hal
paling penting bahkan nilai sosialnya bisa mengalahkan perencanaan masyarakat
modern seperti musrenbangdes (baca:musyawarah rencana pembangunan desa) atau
musrenbangcam (baca:musyawarah perencanaan pembangunan kecamatan) atau bahkan
musrenbangnas (baca:musyawarah rencana pembangunan nasional) sekalipun. Saking
hebatnya Tahlil, pemilihan umum atau pemilihan legislatif dan pilkada banyak
digunakan para politisi untuk tebar pesona. Inilah Tahlil ideologi pemersatu
yang sebenarnya ditengah masyarakat super sibuk dengan gadgetnya. Bila Tahlil
menjadi ideologi pemersatu, maka Arema sebagai apa ? Arema tepatnya sebagai
ideologi mendamaikan jiwa-jiwa yang tidak hanya biasa Tahlil tapi mempersatukan
dari beragam dan aneka rupa jenis keberagaman lintas budaya dan bahkan lintas
iman. Arema Ideologi seyogyanya Juru Damai dalam gerak langkah antar sesama
anak bangsa. Salam Satu Jiwa (SaSaJi). TAMALES
NGALU NUHAT 32 AREMA, WES WAYAHE #KERJAKERASKER ! Eid al-Adha
Mubarak !