e6GvGCdbTzFsmYvH0IfUvnO72MWscluP9AUkD1SU

IDEOLOGI AREMA DAN IDEOLOGI TAHLIL ! TAMALES NGALU NUHAT KER


Sore-sore kala itu hujan deras, mampirlah di warung kopi dan tersedia juga aneka gorengan hangat baru diangkat dari wajan suara gemericik hujan terkalahkan oleh suara renyahnya minyak panas..hehe. Tetiba digroup WhatsApp ada pesan masuk, pak Tahlilnya (baca:tradisi berdoa bersama) diajukan habis maghrib karena kebarengan dengan pertandingan Arema, pesan penting ini harus segera dijawab agar memastikan jamaah menerapkan kaidah mens sana in corpore sano, oke setuju jawab penulis. Bukankah badan yang sehat terdapat jiwa  yang kuat, sehat benar-benar dimulai dari fikiran/jiwa yang tenang. Suatu hari pak Tahlilnya diajukan malam minggu karena Arema main malam senin, oke setuju. Suatu hari dikala sedang Tahlil jamaah resah karena pemimpin Tahlil tidak kunjung selesai rupanya imam Tahlil ini sedang sibuk sendiri membaca amalan-amalan pribadi yang seharusnya tidak dibaca untuk para jamaah, karena tebalnya buku bacaan yang dibaca hingga terdengar sebuah “cletuk” kesuen lek, qul hu ae...penulis yang ada disamping langsung bilang “uancene” begitulah dinamika kita dalam indahnya menikmati polah dan tingkah bermasyarakat bukankah kita asyik menikmati kecerian dengan canda tawa sosial masyarakat. Dalam bathin yang paling dalam memang sesekali kita harus mengingatkan imam Tahlil bahwa amaliah-amaliah pribadi ya mbok jangan dibaca untuk halayak ramai alias publik, karena memang ada jamaah yang tidak kuat duduk lebih dari satu jam dan ada juga jamaah yang sila kesusu maen bola..hehe disinilah pentingnya memainkan roso dan mengoceknya menjadi nikmatnya peribadatan.
Apa urgensinya Tahlil dengan Arema ? bila kita panjang lebar mampu menerangkan dengan seksama apa urgensinya makan dan minum atau apa urgensinya banting tulang mencari nafkah pulang pagi berangkat pagi mengalahkan kelelawar..hehe..maka Tahlil dan Arema itu juga penting. Makan dan minum secukupnya maka terpenuhilah kebutuhan lahiriah sebagai asli kodrati manusiawi, begitu pula bila anda melaksanakan Tahlil rutin bersama masyarakat tetangga sekitar maka terpenuhilah kebutuhan bathin. Terus kalo makan minum kebutuhan lahir dan Tahlil kebutuhan bathin, arema letaknya dimana ? ya arema letaknya di Jiwa bukankah anda selama ini selalu berucap SALAM SATU JIWA ? sederhananya bila anda lahir bathin sudah terpenuhi maka rawatlah Jiwa dengan kegemaran (baca:kesenangan/hobby) agar sempurna kebutuhan lahir bathin. Ada kawan yang gemar bermain layang-layang, konon nikmatnya main layang-layang adalah ketika benangnya putus bukan ketika benangnya kuat dan bertahan melawan angin gesekan benang lawan justru ketika putus terjadi itulah ada beban hidup yang dilepaskan dengan penuh suka cita..he.he.
Kembali ke handphone, membicarakan Tahlil tidak sekedar kita membicarakan pentingnya melafalkan kalimat-kalimat kebaikan religi. Tahlil ini daya geraknya luar biasa dalam mengikat persatuan dan kesatuan sebuah entitas lingkungan masyarakat. Bagaimana dengan TAKBIR ? embuhlah banyak yang meneriakannya dijalanan, miris bukan?. Ideologi Tahlil bisa menembus sendi-sendi dalam sebuah kebekuan sosial masyarakat, dari Tahlil-lah bangsa ini dipersatukan dalam satunya pelafalan kata dan satunya tarikan nafas yang sama. Bagi masyarakat perkotaan adakah Tahlil ? disini jawabnya embuh juga, tapi bagi masyarakat pedesaan Tahlil menjelma menjadi hal paling penting bahkan nilai sosialnya bisa mengalahkan perencanaan masyarakat modern seperti musrenbangdes (baca:musyawarah rencana pembangunan desa) atau musrenbangcam (baca:musyawarah perencanaan pembangunan kecamatan) atau bahkan musrenbangnas (baca:musyawarah rencana pembangunan nasional) sekalipun. Saking hebatnya Tahlil, pemilihan umum atau pemilihan legislatif dan pilkada banyak digunakan para politisi untuk tebar pesona. Inilah Tahlil ideologi pemersatu yang sebenarnya ditengah masyarakat super sibuk dengan gadgetnya. Bila Tahlil menjadi ideologi pemersatu, maka Arema sebagai apa ? Arema tepatnya sebagai ideologi mendamaikan jiwa-jiwa yang tidak hanya biasa Tahlil tapi mempersatukan dari beragam dan aneka rupa jenis keberagaman lintas budaya dan bahkan lintas iman. Arema Ideologi seyogyanya Juru Damai dalam gerak langkah antar sesama anak bangsa. Salam Satu Jiwa (SaSaJi). TAMALES NGALU NUHAT 32 AREMA, WES WAYAHE  #KERJAKERASKER !  Eid al-Adha Mubarak ! 

Related Posts

Related Posts